Suka Duka Jadi Ketua
"Jadi ketua itu menyenangkan, tapi susah di jalanin."
Tapi emang
bener banget. Jadi ketua tuh emang enak. Berkuasa, bisa nyuruh-nyuruh anak
buah, bisa merintah, dll. Secara gak langsung kalo jadi ketua itu kita jadi
pusat perhatian. Setuju gak nih?
But you must
know..
Dibalik
semua kemeriah-an dan kesenangan dan kekuasaan dari ketua, ada hal yang bisa
dibilang emang konsekuensi menjabat. Banyak hal yang bikin setress gak karuan.
Banyak hal yang bikin down tiba-tiba. Banyak hal yang bikin galau tak
beralasan. Hmmm…
Menurut gue
sih, hal-hal lazim itu terdiri atas:
a.
Wibawa yang kurang
Sebenernya
kalo kita di tunjuk jadi ketua, otomatis kita dianggap berwibawa. Tapi gak
jarang juga sebagai ketua, kita sering gak dianggap punya “wibawa” sama
anggota. Iya gak?? Salah satunya mungkin factor cara kita berbicara
sehari-hari. Kekanak-kanakkan, terlalu ceria, terlalu polos, atau mungkin juga
dari postur tubuh kita yang mungil, imut, unyu-unyu, dsb. Lah, emang salah kalau
kita mau bergaya seperti itu? Haruskah seorang ketua berbicara selau tegas,
pelit senyum, bicara kayak Mario Teguh, dan memegang senioritas? Enggak dong..
jadi salah siapa? ANGGOTA NYA LAH!!
b.
Banyak Kepala
Sebagai
ketua yang membawahi beberapa anggota walaupun dikit pasti ribet. Kenapa?
Karena setiap individu itu punya kepala masing-masing, dan isi kepalanya pun
beda. Bukan otaknya, maksud gue ide/pola pikirnya. Ketika kita membuat suatu
kebijakan behh as you know bakal banyak banget pendapat. Dari yang pro sampai
yang kontra. Mending kalau semuanya bisa diajak kompromi, lah ini batu semua.
Kadang capek juga mimpin batu. Kalo batu es sih bisa cair, kalo batu bata, bisa
cair siiihhh. Jadi ketua harus ngikutin tiap pikiran anggotanya? Enggak kan??
Jadi siapa yang salah? ANGGOTANYA LAAAH!!
c.
Bersusah-susah dahulu
Ngebangun
organisasi dari yang prestasinya biasa-biasa aja sampai jadi “sesuatu” juga
bagian dari tanggung jawab ketua. Kadang down sendiri loh kalo misalnya mimpin
grup dalam suatu perlombaan ehhh ternyata gagal. Sedih dan kecewa. Ngerasa kalo
gak berhasil jadi ketua. Hal biasa… makanya harus tahan banting. Tapi kalo
sukses bawa grup meraih kemenangan, wuiihh kebanggaan tiada tara. Haha.. *ga
boleh sombong ingaat
d.
Serba harus Ketua
Konsekuensi
jadi ketua harus tahan banting, harus kuat mental, dan rela ber-lelah-letih.
Udah hukum alam emang, tapi gak jarang semuanya itu seakan-akan harus semuanya
ketua. Harus, mesti, kudu, wajib!! Astagaaa.. kalo udah begitu, apalah arti
para anggota dan lain-lainnya? Gak menutup kemungkinan, banyak organisasi yang
terlalu hanya menonjolkan sang leader-nya. Enak dong pasti, ketua jadi banyak
pengalaman, tapi masa Cuma dia doang? Anggotanya gak mau dapet pengalaman juga
atau gimana?? Hhhh…
e.
Lemah Komitmen
Ini
nih masalah paling classic, sampe-sampe bosen ngeladenin. Komitmen. Dasar dari
suatu organisasi. Sering kali ketika lo mimpin capek-capek suatu organisasi,
anggota banyaak, tapi ketika lo lagi butuh bantuan mereka, mereka go away. Gak
peduli. Ngilang gitu aja. Idih… siapa sih yang gak kesel kalo udah gitu?
Sebagai ketua, pasti kecewa banget kalo punya anggota gak berkomitmen.
Dikit-dikit alasan, bentar-bentar bosenan, lama-lama berpaling. Buat apa mimpin
disaat yang lo pimpin rapuh? Ketua boleh punya komitmen kuat, lah kalo
anggotanya enggak??? MAU JADI APAAN?
Hmmmm
begitulah hal-hal mainstream yang dialamin ketua. Enak, tapi susah dijalanin.
Intinya
kita harus ingat satu hal (sebenernya ini quote yang selalu gue inget sejak
seseorang ngomong)
“Suatu organisasi tidak akan hancur karena persaingan, tapi karena rapuh dari dalamnya”
Mungkin
ada yang gak setuju? Atau setuju semua??
Mungkin
juga masih banyak konflik dibalik seorang ketua yang gak tertuliskan? Haha
Maaf
kalo menyinggung yak..
See
you next artickel…
1 comments
ahhahaha... bagus bagus
BalasHapus