Basi gak sih kalo gue bicarain tentang hidup ini yang penuh dengan hiruk pikuk pilihan? Basi ya? (-__-) Tapi kalau gue mau tetep bahas gimana? Gapapa kan? *ngapain nanya kalau udah tau jawabannya*
okay.. buat intermezo bentaran, gue mau kasih semacam test psikologi. Di bawah ini ada gambar, dan lo harus lihat gambarnya secara keseluruhan karena ini menyangkut psikologi lo saat ini. Kalo bisa buka dari Laptop dan di klik gambarnya (supaya zoom max) itu lebih baik.
so, here they go
3 KATA YANG PERTAMA KALI LOE TEMUKAN DISANA, ADALAH YANG PALING LO BUTUHKAN SAAT INI.
sudah? Apa yang lo temuin? Bener gak? Pas gak? (kepo kayak anon di askfm)
Apakah benar sifat manusia yang selalu mendahulukan apa yang dibutuhkan dirinya dan mengabaikan apa yng tidak dibutuhkannya? Hmm....
Ada
sebuah perumpamaan hidup yang mengatakan, hidup ini ibarat sebuah jalan raya
dan kita adalah kendaraan-nya. Di jalan raya pastinya kita sering menemukan
suatu hal yang mengganggu perjalan means
hambatan semacam persimpangan jalan, jalan berlubang, macet, banjir, dsb.
Kalo
kata fisika, suatu rangkaian listrik memiliki hambatan dalam maupun hambatan
luar (emang ada?). Hidup ini juga sama banyak hambatan-nya, hanya saja
bentuknya beda.
Bagaimana
kalau selama ini, kita berjalan begitu lurus dan tiba-tiba sampai di suatu
pertigaan. Setiap persimpangan itu punya arah yang menunjukan kita ke tujuan
yang pastinya berbeda-beda.
Ahh,
kalimat yang barusan tadi adalah perwakilan dari keadaan gue saat ini. Gue
merasa berhenti di suatu pertigaan yang gue gak tau harus melanjutkan ke arah
yang mana.
Apa
yang harus kamu pilih terlebih dahulu?
Ketertarikkan
:
Kemampuan
:
Kemauan
:
Semua
persimpangan itu memang sama, menjurus pada satu titik akhir tujuan yang gue
sebut “cita-cita” hanya saja akan berbeda akhirnya sesuai jalan yang gue pilih.
Gue
akui, gue bukan bisa dibilang anak yang pinter atau genius. No, no, no, not me. I’m just in standart. Dan
entah mengapa, ada sedikit bibit pesimis yang nyantol di hati. Gue tau, nothing
impossible. Di dunia ini, gak ada yang gak mungkin, kecuali buat mereka yang
gak mau. Jadi.. ?
Berbicara
kepada banyak orang seharusnya memberikan referensi, hmm tapi kok makin lama
makin membuat gue semakin bingung, bimbang,dan ragu. Kenapa bingung? Kenapa
bimbang? Kenapa ragu?
Gue
jadi inget salah satu sence di Mario
Teguh Golden Ways, saat Pak Mario bertanya ke para audience pada saat itu.
MT:
Mario Teguh || A: Audience
MT:
Siapa disini yang ingin kaya? Ucapkan ‘Saya ingin jadi orang kaya’!
A:
Saya ingin jadi orang kaya!
MT:
Ucapkan sekali lagi
A:
Saya ingin jadi orang kaya!
MT:
Super Sekali~
Wait...
bukan itu sih intinya.
Kalimat
setelahnya-lah yang gue serap dan kurang
lebih intinya berikut ini:
“anda-anda yang tadi menjawab pertanyaan saya dengan tersenyum atau tertawa saat mengatakan ‘saya ingin jadi orang kaya’ adalah anda-anda yang tak percaya pada diri sendiri. See.. dengan mengucapkannya sambil tertawa, itu artinya anda baru saja menertawakan mimpi anda, menertawakan harapan anda. So, bagaimana itu bisa tercapai kalau anda saja sudah menertawakan apa yang ingin anda capai?”
Gue
pun selalu keinget part itu ketika orang-orang (terutama ayah, ibu, om, tante,
dkk) nanya ke gue, mau masuk universitas apa dan jurusan apa. Terkadang gue
masih menjawabnya sambil tertawa. Ahhhhhh.... gue sadar, gue masih meremeh-kan
diri gue sendiri.
Ada
hal lain yang bikin gue bimbang. Terkadang secara gak langsung, guru-lah yang
menjatuhkan mimpi gue juga. Ya. Kebanyakan guru terlalu melihat sesuatu yang
disebut ‘realitas’ atau kenyataan. Mereka bilang, untuk masuk ke PTN yang luar
biasa (semacam ITB atau UI) hanya yang ranking-ranking aja. Well... kalo liat
dari kacamata kenyataan sih emang bener, tapi gak menutup kemungkinan “takdir
Tuhan”, bukan?
Satu
kutipan buatan gue:
“karena pilihan lahir di dalam tiap kehidupan dan bersama pilihan selalu ada ketidakpastian”
Life
is a choice.
Gak kerasa ya, udah H-43 menuju UN buat SMA awww aww aww... Itu sebentar lagi, apa masih lama sih masuk nya? (-,-)~
semangat YOOOO semangat YOOOOO
0 comments