Hay, gue kembali menjenguk ruang cinta
yang miris dan membuat nyeri ini. Seolah tak bersalah menelantarkan ruang yang
sudah kosong ini. Seminggu setelah postingan terakhir yang cukup melibatkan
emosional gue, gue jadi sadar. Ya. Gue harus serius. Seharusnya dari dulu (dari
awal masuk kelas 12), tapi gapapalah. Gak ada kata terlambat untuk berubah.
Guys what? Sekarang udah menjelang pemilu
UN H min keberapa? Gue jamin postingan ini gak akan terlalu diminati untuk
dibaca. Toh, waktu sekarang-sekarang ini emang lebih berharga buat belajar. Yasudah...
rapopo.
Sebenernya banyak banget yang mau gue
tulis/ceritakan disini. Draft demi draft udah numpuk di notes hape gue
sampai-sampai gue lupa mau nulis apa kala itu. Dari yang galau sampai yang
bijak sekalipun gue lupa mau dikembangin jadi apa. *deep sigh. Bukan karena
waktu luang yang gak tersedia bagi gue untuk menulis. Bukan. Gue hanya males memulainya. Toh, belakangan
ini tiap pulang sekolah gue gak bisa tidur siang karena entah kenapa gue
ngantuk tapi sama sekali gak bisa tidur. Mau belajar subhanallah magernya itu
loh. Jadi, gue hanya termangu merasakan panasnya matahari sambil nge-cek
timeline Line, Twitter, Facebook, Askfm kali-kali aja ada yang mention,
nge-ask, nge-chat tapi yaaa sama ajasih kesimpulannya. NYEPI SEMUA.
Gak kerasa, nyaris dua minggu
berturut-turut gue (dan anak kelas 12 lainnya di Jakarta) mengikuti berbagai
jenis try out. Yeaah... Try out. Dari yang dulunya nakutin sampe jadi biasa
aja. Dari mulai try out sekolah, try out
duren sawit, try out jakarta timur, try out gundar, sampai try out DKI sudah di-jaban-nin.
Rasanya udah gumoh banget gitulah (mau muntah), but ketika sampai di akhir
tryout DKI, gue pun tersadar. NO!!!! GUE MASIH BUTUH TRY OUT LAGI... MASIH
BUTUH TRY (mencoba) !! (dan syukurnya masih ada tryout online)
Menjelang UN (atau yang sekarang lebih
afdol disebut Try Out Nasional), perlahan setiap siswa/i di sekolah mulai
menunjukkan jati diri dia sebenarnya. Apakah dia seorang pecundang, penjilat
atau pemenang perlahan muncul ke permukaan. Segalanya makin liar. Beberapa orang
bahkan gue lihat mulai lupa kalo dia punya teman bahkan lupa punya Tuhan.
Are you
stuck inside a world you hate?
Are you
sick of everyone around?
With the big fake smiles and stupid lies
While
deep inside you’re bleeding
-Simple Plan-
Gue sih gak suka ikut campur urusan hidup
orang, hanya saja terkadang gue suka sedikit “menggoda” hidup mereka. Maksud gue
bukan menggoda dalam arti sesungguhnya..... ahhh tau kan??
Gue hanya gak ngerti tentang mekanisme
pemikiran manusia kalau sudah menghadapi hal-hal semacam ini. Jadi sebenernya
apakah yang mendasari kita untuk menjadi pecundang? Apa karena kita takut sama
UN? Gue sih takut sama Tuhan, yaa walaupun gue juga takut sama UN tapi gue
masih lebih takut sama Tuhan.
Gue gak ngerti aja. Beberapa orang
berusaha mati-matian belajar dengan giat sedangkan gak dikit juga yang
nyantai-nya kelewat mampus, padahal yang bakal dituju sama. Beberapa
mengandalkan kemampuan dan beberapa mengandalkan hokky (keberuntungan).
“This is all hard to believe. Some people were just born to have bless which us-other-people need to work our as*es off” –Shinta
Muhasabah kemaren, memberikan gue sedikit
pandangan terbuka lagi.
Pandangan
Pertama:
Ada dua hal yang harus dilakukan untuk
sukses (dalam hal ini dipersempit menjadi suskes UN). Pertama, do’a. Kedua,
Berusaha. Bonus ketiga, Beramal.
Ada yang seseorang yang nyeletuk; “dan
yang terakhir adalah pakai kunci jawaban”
Enggak. Pake kunci jawaban itu bukan point
terakhir. Dia lebih tepat dimasukkan dalam point Kedua: Berusaha. Pakai kunci
jawaban itu termasuk usaha. Ya. Gak gampang buat nyari kunci, dan gak murah
juga, maka dibutuhkan usaha. Tapi itu usaha yang negatif. Sedangkan usaha yang
positif lagi-lagi akan kembali pada belajar dengan sungguh-sungguh. Itu pilihan.
Pilihan yang diri kita sendiri akan tentukan. Apa yang halal akan berasal dari
yang halal, sedangkan apa yang haram seterusnya akan menjadi haram.
Pandangan
Kedua:
Awalnya gue gak tau apa manfaat dari
muhasabah itu sendiri. Yang gue tau, yaaa semacam do’a bersama diiringi
tangisan permohonan. Sampailah ketika Pak Warnoto berkata;
“Muhasabah ini ibaratkan kita ingin
melemparkan batu ke sebuah tiang. Kalau hanya satu orang yang melempar bisa
jadi kena atau bisa jadi meleset. Bandingkan apabila kita bersama-sama melempar
batu ke tiang itu. Paling tidak ada satu yang kena, kan? Gak mungkin dari sekian
banyak, semuanya meleset”
Gue hening. Belum ter-amazed. Sampai
kalimat berikutnya yang bikin hati gue ter-enyuh, dan seketika airmata gue udah
berkumpul, mendesak ingin keluar.
“Jadi dengan kita memohon bersama, meminta
kepada Allah SWT, saya tau, pasti diantara kita ini ada sosok hamba yang sangat
dicintai Allah yang segala do’anya akan didengar dan dikabulkan oleh Allah. Mungkin
kalau do’a saya tidak dikabulkan, bisa jadi do’a pak ustadz dikabulkan, atau
mungkin do’a diantara kalian yang dikabulkan”
Point yang sangat membuat gue tergetar. Ya.
Pasti ada. Sosok yang sangat dicintai Allah. Pasti.
Pandangan
Ketiga
Lagi-lagi ucapan dari Pak Warnoto yang
membekas di rasa.
“Rendahkanlah hatimu. Jangan biarkan ada
sedikit pun kesombongan dalam diri kalian. Terlalu mudah bagi Allah untuk
membolak-balikkan segalanya”
Pandangan
Keempat
Ucapan dari Pak Ustadz
“kalau kita sudah punya niat, sudah punya
kemauan, dan ada peluang yang terbuka namun tidak memiliki kemampuan, bisa jadi
Allah akan menutupi aib-aib-nya dan menjadikanya mampu atas ketidakmampuannya”
“Tugas manusia adalah berusaha (ikhtiar)
semaksimal mungkin. Maka jangan pernah risaukan hasil, karena itu bukan
kemampuan kita. Biarlah Allah yang menentukan hasil. Tak perlulah kita pikirkan
sesuatu yang di luar kehendak/kemampuan kita, karena disaat kita masih
merisaukan hasil, sama saja dengan kita masih meragukan kehendak Allah”
~and many more lah yang hari Jum’at
kemarin gue dapet (tapi gue Cuma sanggup nulis segini karena sisanya udah samar
samar teringat)
By the way.... perpisahan sebentar lagi
tiba. Oh no! Gue..... gak mau. Seenggaknya gue masih gak mau berpisah dari
beberapa orang di sekitar gue saat ini. Beberapa orang yang karena kedekatannya
dengan gue sehingga gue gak mau kehilangan sosok mereka, sampai beberapa orang
yang sama sekali gak deket dengan gue tapi selalu ada dipikiran gue sehingga
gue gak mau kehilangan memori tentang mereka.
Secara sadar, kadang gue kangen sama
beberapa tingkah laku orang terhadap gue. Terutama yang ngeselin. Jujur... gue
merasa ada yang hilang ketika mereka berhenti ngusilin gue, berhenti jailin
gue, berhenti ngeganggu ketentraman gue. Padahal ketika mereka jailin gue,
kadang gue kesel... tapi ketika itu semua berhenti, gue kehilangan. Contohnya aja......
Fitri. For sure.
Ada juga beberapa orang yang biasanya
bikin gue sedih, bikin gue galau, bikin gue mewek karena dia. Disaat-saat
seperti ini (yang gak ada waktu buat nge-galau lagi) gue kehilangan perasaan
sedih itu. Gak ilang sih, hanya saja ternomor dua kan. Gak selamanya kehilangan
rasa sakit itu menyenangkan. Sometimes, I
miss the moment when I love someone who make me feel so hurt without any wound
Dan ada juga beberapa orang yang entah
kenapa gue merasakan akan sulit bertemu dengan dia lagi. Entah dia mau kuliah
di tempat yang jauhnya gak nanggung-nanggung, sampai mungkin dia mau nerusin ke
bidang yang sangat independent sekali.
Waktu-waktu yang tersisa belakangan ini
bisa diibaratin kayak makan es krim magnum. Berharga, tapi cepet abis. Itu pun
es krim yang kalo abis bisa beli lagi, sedangkan waktu kita?
Oke, dari tadi gue nulis gak ada korelasi
satu sama lain. Dari topik ini, jadi itu. Yaudahlah... gue lagi mau mencurahkan
pemikiran gue aja karena sepertinya akan fakum lagi lebih dari seminggu untuk meramaikan blog ini dengan artikel gakjelas.
Gue bahkan lupa, moment terakhir belajar
bareng sebelom mulai try out di depat teras kelas udah terlewatkan. Kapan lagi
bisa ber-gelosor di lorong buat belajar bareng. Emang pas UN bisa?
Dan hal lain, hmmm sepertinya ucapan Bu
Endang itu bener, tentang udah mau UN
banyak yang jadian. Haha. Iya bener banget.... banyak!! KETIKA
POPULASI JOMBLO SEMAKIN MENIPIS..... aku jadi mau pipis (?) #loooh
Mikirin segala sesuatu yang udah berlalu
itu emang bikin sedih. Seolah semua itu; “dahulu terasaaaa indah. Tak ingin
lupakan” *kutipan lagu. HAHA iya gak? Sekarang sih juga indah, tapi yang udah
berlalu emang punya kesan tersendiri. Kandang kita gak kangen sama sosok
orangnya, tapi kangen sama kenangan bersama orangnya. Yuhuu~ :”
Sebuah kalimat penutup postingan ini:
Bersama kawan melambung tinggi dan
terbang bersama keceriaan,
Saat pulang kembali terdiam dengan
tetesan air berlian,
Merasakan keceriaan yang telah berjalan
Buat siapapun yang bakal ikutan UN yang sengaja atau pun tak
sengaja membaca postingan ini, semoga sukses untuk UN 2014 nya dan semoga bisa
lanjut ke tujuan yang kita inginkan masing-masing. AAAAMIIIIIIN~
Sayonara Goodbye Annyeong~ :")))
0 comments