Gurauan Malam Minggu (edisi menuju UN)

by - April 05, 2014


Hay, gue kembali menjenguk ruang cinta yang miris dan membuat nyeri ini. Seolah tak bersalah menelantarkan ruang yang sudah kosong ini. Seminggu setelah postingan terakhir yang cukup melibatkan emosional gue, gue jadi sadar. Ya. Gue harus serius. Seharusnya dari dulu (dari awal masuk kelas 12), tapi gapapalah. Gak ada kata terlambat untuk berubah.

Guys what? Sekarang udah menjelang pemilu UN H min keberapa? Gue jamin postingan ini gak akan terlalu diminati untuk dibaca. Toh, waktu sekarang-sekarang ini emang lebih berharga buat belajar. Yasudah... rapopo.



Sebenernya banyak banget yang mau gue tulis/ceritakan disini. Draft demi draft udah numpuk di notes hape gue sampai-sampai gue lupa mau nulis apa kala itu. Dari yang galau sampai yang bijak sekalipun gue lupa mau dikembangin jadi apa. *deep sigh. Bukan karena waktu luang yang gak tersedia bagi gue untuk menulis. Bukan. Gue hanya males memulainya. Toh, belakangan ini tiap pulang sekolah gue gak bisa tidur siang karena entah kenapa gue ngantuk tapi sama sekali gak bisa tidur. Mau belajar subhanallah magernya itu loh. Jadi, gue hanya termangu merasakan panasnya matahari sambil nge-cek timeline Line, Twitter, Facebook, Askfm kali-kali aja ada yang mention, nge-ask, nge-chat tapi yaaa sama ajasih kesimpulannya. NYEPI SEMUA.

Gak kerasa, nyaris dua minggu berturut-turut gue (dan anak kelas 12 lainnya di Jakarta) mengikuti berbagai jenis try out. Yeaah... Try out. Dari yang dulunya nakutin sampe jadi biasa aja. Dari mulai try out  sekolah, try out duren sawit, try out jakarta timur, try out gundar, sampai try out DKI sudah di-jaban-nin. Rasanya udah gumoh banget gitulah (mau muntah), but ketika sampai di akhir tryout DKI, gue pun tersadar. NO!!!! GUE MASIH BUTUH TRY OUT LAGI... MASIH BUTUH TRY (mencoba) !! (dan syukurnya masih ada tryout online)


Menjelang UN (atau yang sekarang lebih afdol disebut Try Out Nasional), perlahan setiap siswa/i di sekolah mulai menunjukkan jati diri dia sebenarnya. Apakah dia seorang pecundang, penjilat atau pemenang perlahan muncul ke permukaan. Segalanya makin liar. Beberapa orang bahkan gue lihat mulai lupa kalo dia punya teman bahkan lupa punya Tuhan.

Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With the big fake smiles and stupid lies
While deep inside you’re bleeding
-Simple Plan-

Gue sih gak suka ikut campur urusan hidup orang, hanya saja terkadang gue suka sedikit “menggoda” hidup mereka. Maksud gue bukan menggoda dalam arti sesungguhnya..... ahhh  tau kan??

Gue hanya gak ngerti tentang mekanisme pemikiran manusia kalau sudah menghadapi hal-hal semacam ini. Jadi sebenernya apakah yang mendasari kita untuk menjadi pecundang? Apa karena kita takut sama UN? Gue sih takut sama Tuhan, yaa walaupun gue juga takut sama UN tapi gue masih lebih takut sama Tuhan.

Gue gak ngerti aja. Beberapa orang berusaha mati-matian belajar dengan giat sedangkan gak dikit juga yang nyantai-nya kelewat mampus, padahal yang bakal dituju sama. Beberapa mengandalkan kemampuan dan beberapa mengandalkan hokky (keberuntungan).

“This is all hard to believe. Some people were just born to have bless which us-other-people need to work our as*es off” –Shinta

Muhasabah kemaren, memberikan gue sedikit pandangan terbuka lagi.
Pandangan Pertama:
Ada dua hal yang harus dilakukan untuk sukses (dalam hal ini dipersempit menjadi suskes UN). Pertama, do’a. Kedua, Berusaha. Bonus ketiga, Beramal.

Ada yang seseorang yang nyeletuk; “dan yang terakhir adalah pakai kunci jawaban”
Enggak. Pake kunci jawaban itu bukan point terakhir. Dia lebih tepat dimasukkan dalam point Kedua: Berusaha. Pakai kunci jawaban itu termasuk usaha. Ya. Gak gampang buat nyari kunci, dan gak murah juga, maka dibutuhkan usaha. Tapi itu usaha yang negatif. Sedangkan usaha yang positif lagi-lagi akan kembali pada belajar dengan sungguh-sungguh. Itu pilihan. Pilihan yang diri kita sendiri akan tentukan. Apa yang halal akan berasal dari yang halal, sedangkan apa yang haram seterusnya akan menjadi haram.

Pandangan Kedua:
Awalnya gue gak tau apa manfaat dari muhasabah itu sendiri. Yang gue tau, yaaa semacam do’a bersama diiringi tangisan permohonan. Sampailah ketika Pak Warnoto berkata;

“Muhasabah ini ibaratkan kita ingin melemparkan batu ke sebuah tiang. Kalau hanya satu orang yang melempar bisa jadi kena atau bisa jadi meleset. Bandingkan apabila kita bersama-sama melempar batu ke tiang itu. Paling tidak ada satu yang kena, kan? Gak mungkin dari sekian banyak, semuanya meleset”

Gue hening. Belum ter-amazed. Sampai kalimat berikutnya yang bikin hati gue ter-enyuh, dan seketika airmata gue udah berkumpul, mendesak ingin keluar.

“Jadi dengan kita memohon bersama, meminta kepada Allah SWT, saya tau, pasti diantara kita ini ada sosok hamba yang sangat dicintai Allah yang segala do’anya akan didengar dan dikabulkan oleh Allah. Mungkin kalau do’a saya tidak dikabulkan, bisa jadi do’a pak ustadz dikabulkan, atau mungkin do’a diantara kalian yang dikabulkan”

Point yang sangat membuat gue tergetar. Ya. Pasti ada. Sosok yang sangat dicintai Allah. Pasti.

Pandangan Ketiga
Lagi-lagi ucapan dari Pak Warnoto yang membekas di rasa.
“Rendahkanlah hatimu. Jangan biarkan ada sedikit pun kesombongan dalam diri kalian. Terlalu mudah bagi Allah untuk membolak-balikkan segalanya”
 Ya... sangat mudah bagi-Nya.

Pandangan Keempat
Ucapan dari Pak Ustadz
“kalau kita sudah punya niat, sudah punya kemauan, dan ada peluang yang terbuka namun tidak memiliki kemampuan, bisa jadi Allah akan menutupi aib-aib-nya dan menjadikanya mampu atas ketidakmampuannya”

“Tugas manusia adalah berusaha (ikhtiar) semaksimal mungkin. Maka jangan pernah risaukan hasil, karena itu bukan kemampuan kita. Biarlah Allah yang menentukan hasil. Tak perlulah kita pikirkan sesuatu yang di luar kehendak/kemampuan kita, karena disaat kita masih merisaukan hasil, sama saja dengan kita masih meragukan kehendak Allah”

~and many more lah yang hari Jum’at kemarin gue dapet (tapi gue Cuma sanggup nulis segini karena sisanya udah samar samar teringat)

By the way.... perpisahan sebentar lagi tiba. Oh no! Gue..... gak mau. Seenggaknya gue masih gak mau berpisah dari beberapa orang di sekitar gue saat ini. Beberapa orang yang karena kedekatannya dengan gue sehingga gue gak mau kehilangan sosok mereka, sampai beberapa orang yang sama sekali gak deket dengan gue tapi selalu ada dipikiran gue sehingga gue gak mau kehilangan memori tentang mereka.

Secara sadar, kadang gue kangen sama beberapa tingkah laku orang terhadap gue. Terutama yang ngeselin. Jujur... gue merasa ada yang hilang ketika mereka berhenti ngusilin gue, berhenti jailin gue, berhenti ngeganggu ketentraman gue. Padahal ketika mereka jailin gue, kadang gue kesel... tapi ketika itu semua berhenti, gue kehilangan. Contohnya aja...... Fitri. For sure.

Ada juga beberapa orang yang biasanya bikin gue sedih, bikin gue galau, bikin gue mewek karena dia. Disaat-saat seperti ini (yang gak ada waktu buat nge-galau lagi) gue kehilangan perasaan sedih itu. Gak ilang sih, hanya saja ternomor dua kan. Gak selamanya kehilangan rasa sakit itu menyenangkan. Sometimes, I miss the moment when I love someone who make me feel so hurt without any wound

Dan ada juga beberapa orang yang entah kenapa gue merasakan akan sulit bertemu dengan dia lagi. Entah dia mau kuliah di tempat yang jauhnya gak nanggung-nanggung, sampai mungkin dia mau nerusin ke bidang yang sangat independent sekali.

Waktu-waktu yang tersisa belakangan ini bisa diibaratin kayak makan es krim magnum. Berharga, tapi cepet abis. Itu pun es krim yang kalo abis bisa beli lagi, sedangkan waktu kita?

Oke, dari tadi gue nulis gak ada korelasi satu sama lain. Dari topik ini, jadi itu. Yaudahlah... gue lagi mau mencurahkan pemikiran gue aja karena sepertinya akan fakum lagi lebih dari seminggu untuk meramaikan blog ini dengan artikel gakjelas.

Gue bahkan lupa, moment terakhir belajar bareng sebelom mulai try out di depat teras kelas udah terlewatkan. Kapan lagi bisa ber-gelosor di lorong buat belajar bareng. Emang pas UN bisa?

Dan hal lain, hmmm sepertinya ucapan Bu Endang itu bener, tentang udah mau UN  banyak yang jadian. Haha. Iya bener banget.... banyak!!  KETIKA POPULASI JOMBLO SEMAKIN MENIPIS..... aku jadi mau pipis (?) #loooh

Mikirin segala sesuatu yang udah berlalu itu emang bikin sedih. Seolah semua itu; “dahulu terasaaaa indah. Tak ingin lupakan” *kutipan lagu. HAHA iya gak? Sekarang sih juga indah, tapi yang udah berlalu emang punya kesan tersendiri. Kandang kita gak kangen sama sosok orangnya, tapi kangen sama kenangan bersama orangnya. Yuhuu~ :”

Sebuah kalimat penutup postingan ini:

Bersama kawan melambung tinggi dan terbang bersama keceriaan,
Saat pulang kembali terdiam dengan tetesan air berlian,
Merasakan keceriaan yang telah berjalan

Buat siapapun yang bakal ikutan UN yang sengaja atau pun tak sengaja membaca postingan ini, semoga sukses untuk UN 2014 nya dan semoga bisa lanjut ke tujuan yang kita inginkan masing-masing. AAAAMIIIIIIN~

Sayonara Goodbye Annyeong~ :")))

You May Also Like

0 comments