Lika-Liku Perjalan Cinta

by - September 25, 2014



Sebelumnya: thanks banget buat yang masih nyempetin nengok blog gue. kalian luar biasaaa~ #ala Ariel (btw, ariel kok sekarang mirip Hatta Rajasa? #salahfokus)

Memasuki masa kuliah entah kenapa membuat gue kehilangan jati diri lama gue. Gue udah mulai menjadi manusia yang normal, dan itu menurut gue enggak normal karena gue terlahir sebagai manusia yang aneh. Aneh itu keren, kawaaan.

Seketika blog gue hening, garing dan basi banget isi-isinya. Kreativitas gue seakan merosot tajam setajam silet. Gue terus memperhatikan sekeliling gue (read: lingkungan kampus) tapi gue gak nemu sisi uniknya dari para mahasiswa/mahasiswi ini. WHY?? Mungkin mereka sudah terlalu normal untuk diamati. (lagi-lagi bicara soal normal).

Nyadar atau enggak, selepas kita SMA kita sudah menginjak pada jenjang remaja akhir atau ya kira-kira peralihan ke dewasa. Walaupun kadang gue mengelak juga sih disebut “dewasa” karena kesan “dewasa” itu terlalu tua bagi gue yang masih unyu-unyu ini #tampol. Remaja akhir atau ya nama lainnya sih dewasa awal (anjrit apa bedanya sih Nur!) adalah masa dimana semua pikiran sudah mulai rasional. Kita gak lagi memandang dunia ini dalam kancah mimpi dan harapan belaka. Semua terlalu jelas, nyata, dan normal. Beberapa dari temen gue (termasuk gue) memilih untuk melanjutkan pendidikan terlebih dahulu (read: kuliah) yang sebenernya jenjang ini agak sebatas formalitas belaka, dan gak sedikit juga dari temen gue yang lainnya (belum termasuk gue) memilih untuk langsung bekerja. WOW!! Gue sangat mengapresiasi buat temen-temen gue yang memilih dunia kerja sebelum kuliah karena itu membutuhkan tekad yang kuat banget. Nyadar gak sih, kita (khususnya yang cewek) udah deket banget sama jenjang menuju “pernikahan”?

Kembali ke pokok permasalahan. Gue kehabisan bahan penelitian di dunia perkuliahan dan itu agak bikin gue depresi karena gue suka nulis tapi gak punya bahan buat ditulis. Rumit sekali -_-

Masa kuliah beda sama masa sekolah, salah satunya ya lebih banyak waktu luangnya sih. Dan di waktu-waktu luang itu, terkadang gue kembali keinget masa masa SMA gue dan gue sadar, masih banyak banget kisah SMA yang garing, yang gokil, yang gantung tapi belum sempet gue ceritakan disini. Salah satunya #uhuk...

Masa SMA memberikan gue banyak pengertian, pelajaran, serta pengalaman mengenai “Cinta”. Kenapa sih gue lagi-lagi ngebicarain tentang cinta? Sejujurnya gue rasa ada satu atau dua kisah cinta gue yang belum selesai di masa SMA. Entahlah, lebih tepat belum selesai atau malah belum di mulai? By the way, gue nemu ini di twitter:



Apakah alasan gue dulu gendut itu karena terlalu banyak menyimpan rahasia? Sepertinya iya, so oleh karena itu gue bakal ngebuka rahasia-rahasia itu satu persatu yang semoga aja sih memperingan beban hidup maupun badan gue WKWKWK.

Dulu, gue pernah nulis tentang “Klasifikasi Kasta Jomblo” dan sekarang gue pun ngakak sendiri kalo baca tulisan itu. Hebat banget gue bisa nulis begituan.  Hmmm, kali ini gue bakal bikin sequel lanjutan dari artikel tadi. No!! Bukan tentang jomblo lagi, tapi kali ini tentang “Lika-Liku Perjalanan Cinta” (jomblo juga boleh kan jatuh cinta?)


Jadi, setelah gue menimbang, mengukur, memikirkan, serta melahap(?) semua kejadian gue (atopun kisah temen gue) di masa SMA, bagan perjalanan cinta tuh kayak begini: (baca dari bawah)


Bisa dilihat dari bagan itu, anak panah yang menunjuk ke atas berarti hal itu pasti bakal teralami, dan juga ada cabang disetiap anak panah yang menunjuk ke atas yang berarti hal-hal yang mungkin aja terjadi atao enggak terjadi (read: dilewatkan), sebut saja itu sebagai “zona abu-abu” (karena gue nulisnya pake warna abu-abu). Perlu gue jelasin kenapa bisa gue gambarin begitu? Sok lah atuuuuh~ (efek tinggal di Bandung)

Ketemu/ Kenalan
Sebuah interaksi sosial terbentuk apabila ada kontak diantara individu (anjir mata kuliah sosiologi gue keluar wkwk). 

Semua pasti berawal dari ketemu ato kenalan. Iya gak sih? Okelah kalo ada yang menyanggah dengan perihal “dikenalin”, tapi toh intinya juga pasti bakal kenalan dan ujung-ujungnya ketemu. Kenalan-ngobrol-kepo2an-saling curhat-makin deket-mulai ngerasa nyaman-mulai tertarik- kemudian (......). Jaman mungkin udah canggih. Banyak kasus yang gue temui menunjukkan seseorang itu kenal sama oranglain tapi belom pernah ketemu di kehidupan nyata (ketemu di dunia maya sih mungkin iya). Ya begitulah, dunia ini makin rumit saja.

Suka/Naksir/Demen
Biasanya interaksi antara cewek dan cowok dalam jangka waktu yang cukup lama dan intensif itu akan melahirkan perasaan baru. Ini bisa jadi timbul di salah satu pihak (ya syukur-syukur kalo dua-duanya). Naksir adalah tingkatan dimana kita seneng aja gitu ngeliatin dia (baik fotonya maupun orangnya langsung). Biasanya sih naksir itu terjadi karena cashing atau cover nya kece banget (ya kalo cewek misalnya liat yang ganteng dikit langsung naksir). Intinya, naksir itu baru melihat dari sisi penampilan luarnya karena naksir seseorang itu kadang terlalu simple. Banyak orang terjebak untuk membedakan antara naksir dan cinta.

( Zona abu-abu) Temenan
Berawal dari kenalan terus berlanjut jadi temenan sebenernya bukan hal yang melenceng dari alur cinta. Kan gue udah bilang, alurnya tuh bisa mampir ke temenan dulu baru jadi naksir atau bisa jadi dari kenalan langsung naksir ataupuuuuun cuma berakhir menjadi temenan. Selesai.

Jatuh Cinta
Fase disaat kita sadar, kita gak hanya seneng kalau ngeliatin “dia”, melainkan sampe ikutan sedih kalo ngeliat dia sedih, kesel kalo dia disakitin, cemburu kalo ngeliat dia deket sama oranglain atau apalah itu yang mulai agak lebay, disaat itulah kita udah mulai naik menjadi jatuh cinta. Dititik ini, kita udah mulai gak terlalu peduli sama perawakan dia dari luar, tapi kita udah mulai mencoba mengenali sisi dalamnya, sifatnya, kebiasaanya, dan lain hal yang lebih kompleks (apaan sih Nur). Dititik ini, kita mulai ngerasa takut kehilangan sesuatu yang belum kita miliki #sadis

(Zona abu-abu) Nge-fans aja
Fans dapat gue artikan sebagai sosok yang sangat peduli banget sama seseorang (dalam hal ini bisa dibilang “idola”). Sama seperti zona abu-abu sebelumnya, bisa aja dari naksir kita jadi nge-fans terus lama-lama jadi cinta beneran, ataupun tanpa melawati zona ini. Nge­-fans itu hampir mendekati cinta, tapi cinta fans kepada sang “idola” memang tercipta tidak harus terbalaskan. You know what I mean? Fans hanyalah fans yang bertugas untuk peduli, mencintai, men-support tanpa harus dipedulikan, dicintai, di-support balik oleh sosok “itu”.

PDKT/Pendekatan
Cinta itu butuh action kalau gak ingin segera kadaluarsa. Pendekatan atau lazim disebut PDKT adalah jalur yang harus ditempuh. Gue gak tau persis apa sensasinya fase ini tapi sependengeran gue atas curhat maupun film yang gue tonton, PDKT itu semanis mangga aromanis yang udah mateng (sori gue lagi pengen mangga jadi nulis gini). Hmm, setelah gue pikir-pikir, PDKT itu semanis pemanis buatan. Manis sih, tapi gak asli (palsu). Banyak orang berubah menjadi sosok yang sok sempurna ketika masa PDKT. Palsu dan terlalu ramai oleh drama. Entah kenapa, banyak yang tetep menikmati kepalsuan itu. Eh! Tapi gue gak bilang yaa kalo semua PDKT itu palsu. Ada kok yang tulus... HE.HE.HE.

(Zona abu-abu) Jadi secret-admirer
Jadi seorang secret-admirer bukan berarti dia gak melakukan action buat cinta yang dia rasakan. Gue rasa, action yang dilakukan seorang pengagum rahasia itu justru lebih banyak tapi sayangnya aja terahasiakan. Pengagum rahasia mungkin memegang prinsip bahwa “cinta tak harus memiliki”. Cukup dengan memperhatikan dia dari jauh, dia udah merasa seneng walaupun kenyataanya sih  kadang sedih juga karena gak dikenal sama orang yang kita cinta. Hhhh entahlah (sori gue rada sensi nulis part ini) #ups

Masa Timbulnya “harapan”
Imbas dari fase PDKT adalah mulai timbulnya “harapan”. Harapan yang gue maksud adalah disatu sisi ada yang memberi harapan dan disisi lain ada yang mulai berharap. Intinya ada “harapan” dan peng-“harapan” deh. Dititik ini terkadang terjadi banyak ke-ambigu-an.

(Zona abu-abu) Friend Zone
Friend zone atau zona pertemanan seolah-olah kita merosot kembali ke alur awal setelah cukup jauh melangkah dari mulai naksir, cinta, pdkt, ehhh malah mentok di friend zone. Mungkin beda dari fase temenan yang gue jelasin sebelumnya, bedanya yaaa (apaya?? Gue gak tau ngejelasinnya gimana). Yaa, kayak lo sama orang yang cinta udah saling tau perasaan masing-masing tapi gitu aja. Udah. (gue blank nih).

Pacaran
Gue gak berani komentar banyak tentang fase ini karena gue belom pernah ngerasain WKWKWK. Pacaran tuh ribet (kata orang). Intinya ribet.bet.beeeeet.. tapi enggak juga sih (kata orang juga)

(Zona abu-abu) PHP
Siapa sih yang gak kenal “PHP”???
PHP atau Pemberi Harapan Palsu atau bisa juga Penikmat Harapan Palsu. PHP adalah imbas terburuk dari fase timbulnya “harapan” karena PHP hadir atas sebuah pengharapan. PHP itu pahit tapi banyak kok yang gak sekali ato dua kali jadi korban PHP (ini bisa jadi karena kelewat polos ato karena doyan?).  Pesan: kalau gak mau kena PHP (Penikmat Harapan Palsu), jangan terlalu berharap // kalau gak mau PHP (Pemberi Harapan Palsu), jangan ngasih harapan.

Putus
Gue gak bilang kalo kita pacaran, nanti ujungnya selalu putus kok. Enggaaaak... tapi kan biasanya gitu. Pacaran tuh gak afdol kalo gak putus. Kapan lagi kan ngoleksi mantan? #eeeh #salamdamaidarijomblo.

(Zona abu-abu) Langgeng sampai ...(?)
Sejauh apa cinta bisa dipertahankan kalau memang cinta bisa kadaluarsa?? #colekRadityaDika

JOMBLO
“Bagi sebagian orang, hidup adalah perjalanan dari patah hati ke patah hati berikutnya” –Raditya Dika
Fase terakhir alur cinta adalah JOMBLO dan kita akan memulai lagi dari awal, terus menerus hingga bagan gue gak berlaku lagi (read: nemu jodoh yang sesungguhnya) ^^

===
Begitulah alur cinta yang ternyata cukup panjang juga setelah dipikir-pikir.
Btw, gue mau nanya dong! Kalian lagi ada di fase apa nih sekarang??
Kalo gue sih, rasa gue mulai berharap #eh #ups #eaa #uye #sarapluyeeee

Sekian bahasan gue kali ini. Semoga aja gak basi T^T
Salam dari gue, anak kosan yang lagi kelaparan.

BYE!!

You May Also Like

0 comments