Lika-Liku Perjalan Cinta
Sebelumnya:
thanks banget buat yang masih nyempetin nengok blog gue. kalian luar
biasaaa~ #ala Ariel (btw, ariel kok
sekarang mirip Hatta Rajasa? #salahfokus)
Memasuki masa kuliah entah kenapa membuat gue
kehilangan jati diri lama gue. Gue udah mulai menjadi manusia yang normal, dan
itu menurut gue enggak normal karena gue terlahir sebagai manusia yang aneh.
Aneh itu keren, kawaaan.
Seketika blog gue hening, garing dan basi
banget isi-isinya. Kreativitas gue seakan merosot tajam setajam silet. Gue
terus memperhatikan sekeliling gue (read: lingkungan kampus) tapi gue gak nemu
sisi uniknya dari para mahasiswa/mahasiswi ini. WHY?? Mungkin mereka sudah terlalu normal untuk diamati. (lagi-lagi
bicara soal normal).
Nyadar atau enggak, selepas kita SMA kita
sudah menginjak pada jenjang remaja akhir atau ya kira-kira peralihan ke
dewasa. Walaupun kadang gue mengelak juga sih disebut “dewasa” karena kesan
“dewasa” itu terlalu tua bagi gue yang masih unyu-unyu ini #tampol. Remaja
akhir atau ya nama lainnya sih dewasa awal (anjrit apa bedanya sih Nur!) adalah
masa dimana semua pikiran sudah mulai rasional. Kita gak lagi memandang dunia
ini dalam kancah mimpi dan harapan belaka. Semua terlalu jelas, nyata, dan
normal. Beberapa dari temen gue (termasuk gue) memilih untuk melanjutkan
pendidikan terlebih dahulu (read: kuliah) yang sebenernya jenjang ini agak sebatas formalitas belaka, dan gak
sedikit juga dari temen gue yang lainnya (belum termasuk gue) memilih untuk
langsung bekerja. WOW!! Gue sangat mengapresiasi buat temen-temen gue yang
memilih dunia kerja sebelum kuliah karena itu membutuhkan tekad yang kuat
banget. Nyadar gak sih, kita (khususnya yang cewek) udah deket banget sama
jenjang menuju “pernikahan”?
Kembali ke pokok permasalahan. Gue kehabisan
bahan penelitian di dunia perkuliahan dan itu agak bikin gue depresi karena gue suka nulis tapi gak punya bahan
buat ditulis. Rumit sekali -_-
Masa kuliah beda sama masa sekolah, salah
satunya ya lebih banyak waktu luangnya sih. Dan di waktu-waktu luang itu,
terkadang gue kembali keinget masa masa SMA gue dan gue sadar, masih banyak
banget kisah SMA yang garing, yang gokil, yang gantung tapi belum sempet gue
ceritakan disini. Salah satunya #uhuk...
Masa SMA memberikan gue banyak pengertian,
pelajaran, serta pengalaman mengenai “Cinta”. Kenapa sih gue lagi-lagi
ngebicarain tentang cinta? Sejujurnya gue rasa ada satu atau dua kisah cinta
gue yang belum selesai di masa SMA. Entahlah, lebih tepat belum selesai atau
malah belum di mulai? By the way, gue
nemu ini di twitter:
Apakah alasan gue dulu gendut itu karena
terlalu banyak menyimpan rahasia? Sepertinya iya, so oleh karena itu gue bakal ngebuka rahasia-rahasia itu satu
persatu yang semoga aja sih memperingan beban hidup maupun badan gue WKWKWK.
Dulu, gue pernah nulis tentang “Klasifikasi Kasta Jomblo” dan sekarang
gue pun ngakak sendiri kalo baca tulisan itu. Hebat banget gue bisa nulis
begituan. Hmmm, kali ini gue bakal bikin
sequel lanjutan dari artikel tadi. No!! Bukan tentang jomblo lagi, tapi
kali ini tentang “Lika-Liku Perjalanan
Cinta” (jomblo juga boleh kan jatuh cinta?)
Jadi, setelah gue menimbang, mengukur,
memikirkan, serta melahap(?) semua kejadian gue (atopun kisah temen gue) di
masa SMA, bagan perjalanan cinta tuh kayak begini: (baca dari bawah)
Bisa dilihat dari bagan itu, anak panah yang
menunjuk ke atas berarti hal itu pasti
bakal teralami, dan juga ada cabang disetiap anak panah yang menunjuk ke
atas yang berarti hal-hal yang mungkin
aja terjadi atao enggak terjadi (read: dilewatkan), sebut saja itu sebagai
“zona abu-abu” (karena gue nulisnya pake warna abu-abu). Perlu gue jelasin kenapa bisa gue gambarin begitu? Sok lah atuuuuh~ (efek tinggal di
Bandung)
Ketemu/
Kenalan
Sebuah interaksi sosial terbentuk apabila ada
kontak diantara individu (anjir mata kuliah sosiologi gue keluar wkwk).
Semua pasti berawal dari ketemu ato kenalan.
Iya gak sih? Okelah kalo ada yang menyanggah dengan perihal “dikenalin”, tapi
toh intinya juga pasti bakal kenalan dan ujung-ujungnya ketemu.
Kenalan-ngobrol-kepo2an-saling curhat-makin deket-mulai ngerasa nyaman-mulai
tertarik- kemudian (......). Jaman mungkin udah canggih. Banyak kasus yang gue
temui menunjukkan seseorang itu kenal sama oranglain tapi belom pernah ketemu
di kehidupan nyata (ketemu di dunia maya sih mungkin iya). Ya begitulah, dunia
ini makin rumit saja.
Suka/Naksir/Demen
Biasanya interaksi antara cewek dan cowok
dalam jangka waktu yang cukup lama dan intensif itu akan melahirkan perasaan
baru. Ini bisa jadi timbul di salah satu pihak (ya syukur-syukur kalo
dua-duanya). Naksir adalah tingkatan dimana kita seneng aja gitu ngeliatin dia
(baik fotonya maupun orangnya langsung). Biasanya sih naksir itu terjadi karena
cashing atau cover nya kece banget (ya kalo cewek misalnya liat yang ganteng
dikit langsung naksir). Intinya, naksir itu baru melihat dari sisi penampilan
luarnya karena naksir seseorang itu
kadang terlalu simple. Banyak orang
terjebak untuk membedakan antara naksir dan cinta.
( Zona
abu-abu) Temenan
Berawal dari kenalan terus berlanjut jadi
temenan sebenernya bukan hal yang melenceng dari alur cinta. Kan gue udah
bilang, alurnya tuh bisa mampir ke temenan dulu baru jadi naksir atau bisa jadi
dari kenalan langsung naksir ataupuuuuun cuma berakhir menjadi temenan.
Selesai.
Jatuh
Cinta
Fase disaat kita sadar, kita gak hanya seneng
kalau ngeliatin “dia”, melainkan sampe ikutan sedih kalo ngeliat dia sedih,
kesel kalo dia disakitin, cemburu kalo ngeliat dia deket sama oranglain atau
apalah itu yang mulai agak lebay,
disaat itulah kita udah mulai naik menjadi jatuh cinta. Dititik ini, kita udah
mulai gak terlalu peduli sama perawakan dia dari luar, tapi kita udah mulai
mencoba mengenali sisi dalamnya, sifatnya, kebiasaanya, dan lain hal yang lebih
kompleks (apaan sih Nur). Dititik ini, kita mulai ngerasa takut kehilangan
sesuatu yang belum kita miliki #sadis
(Zona
abu-abu) Nge-fans aja
Fans dapat gue artikan sebagai sosok yang
sangat peduli banget sama seseorang (dalam hal ini bisa dibilang “idola”). Sama
seperti zona abu-abu sebelumnya, bisa aja dari naksir kita jadi nge-fans terus
lama-lama jadi cinta beneran, ataupun tanpa melawati zona ini. Nge-fans itu hampir mendekati cinta, tapi
cinta fans kepada sang “idola” memang
tercipta tidak harus terbalaskan. You
know what I mean? Fans hanyalah fans yang bertugas untuk peduli, mencintai,
men-support tanpa harus dipedulikan,
dicintai, di-support balik oleh sosok
“itu”.
PDKT/Pendekatan
Cinta itu butuh action kalau gak ingin segera kadaluarsa. Pendekatan atau lazim
disebut PDKT adalah jalur yang harus ditempuh. Gue gak tau persis apa
sensasinya fase ini tapi sependengeran gue atas curhat maupun film yang gue
tonton, PDKT itu semanis mangga aromanis yang udah mateng (sori gue lagi pengen
mangga jadi nulis gini). Hmm, setelah gue pikir-pikir, PDKT itu semanis pemanis
buatan. Manis sih, tapi gak asli (palsu). Banyak orang berubah menjadi sosok
yang sok sempurna ketika masa PDKT.
Palsu dan terlalu ramai oleh drama. Entah kenapa, banyak yang tetep menikmati
kepalsuan itu. Eh! Tapi gue gak bilang yaa kalo semua PDKT itu palsu. Ada kok
yang tulus... HE.HE.HE.
(Zona
abu-abu) Jadi secret-admirer
Jadi seorang secret-admirer bukan berarti dia gak melakukan action buat cinta yang dia rasakan. Gue rasa, action yang dilakukan seorang pengagum rahasia itu justru lebih
banyak tapi sayangnya aja terahasiakan. Pengagum rahasia mungkin memegang
prinsip bahwa “cinta tak harus memiliki”. Cukup dengan memperhatikan dia dari
jauh, dia udah merasa seneng walaupun kenyataanya sih kadang sedih juga karena gak dikenal sama
orang yang kita cinta. Hhhh entahlah (sori gue rada sensi nulis part ini) #ups
Masa
Timbulnya “harapan”
Imbas dari fase PDKT adalah mulai timbulnya
“harapan”. Harapan yang gue maksud adalah disatu sisi ada yang memberi harapan
dan disisi lain ada yang mulai berharap. Intinya ada “harapan” dan
peng-“harapan” deh. Dititik ini terkadang terjadi banyak ke-ambigu-an.
(Zona
abu-abu) Friend Zone
Friend
zone atau zona pertemanan seolah-olah kita
merosot kembali ke alur awal setelah cukup jauh melangkah dari mulai naksir,
cinta, pdkt, ehhh malah mentok di friend
zone. Mungkin beda dari fase temenan yang gue jelasin sebelumnya, bedanya
yaaa (apaya?? Gue gak tau ngejelasinnya gimana). Yaa, kayak lo sama orang yang
cinta udah saling tau perasaan masing-masing tapi gitu aja. Udah. (gue blank nih).
Pacaran
Gue gak berani komentar banyak tentang fase
ini karena gue belom pernah ngerasain WKWKWK. Pacaran tuh ribet (kata orang).
Intinya ribet.bet.beeeeet.. tapi enggak juga sih (kata orang juga)
(Zona
abu-abu) PHP
Siapa sih yang gak kenal “PHP”???
PHP atau Pemberi Harapan Palsu atau bisa juga
Penikmat Harapan Palsu. PHP adalah imbas terburuk dari fase timbulnya “harapan”
karena PHP hadir atas sebuah pengharapan. PHP itu pahit tapi banyak kok yang
gak sekali ato dua kali jadi korban PHP (ini bisa jadi karena kelewat polos ato
karena doyan?). Pesan: kalau gak mau
kena PHP (Penikmat Harapan Palsu), jangan terlalu berharap // kalau gak mau PHP
(Pemberi Harapan Palsu), jangan ngasih harapan.
Putus
Gue gak bilang kalo kita pacaran, nanti
ujungnya selalu putus kok. Enggaaaak... tapi kan biasanya gitu. Pacaran tuh gak
afdol kalo gak putus. Kapan lagi kan ngoleksi mantan? #eeeh
#salamdamaidarijomblo.
(Zona
abu-abu) Langgeng sampai ...(?)
Sejauh apa cinta bisa dipertahankan kalau
memang cinta bisa kadaluarsa?? #colekRadityaDika
JOMBLO
“Bagi sebagian orang, hidup adalah perjalanan
dari patah hati ke patah hati berikutnya” –Raditya Dika
Fase terakhir alur cinta adalah JOMBLO dan
kita akan memulai lagi dari awal, terus menerus hingga bagan gue gak berlaku
lagi (read: nemu jodoh yang sesungguhnya) ^^
===
Begitulah alur cinta yang ternyata cukup
panjang juga setelah dipikir-pikir.
Btw,
gue mau nanya dong! Kalian lagi ada di fase apa nih sekarang??
Kalo gue sih, rasa gue mulai berharap #eh
#ups #eaa #uye #sarapluyeeee
Sekian bahasan gue kali ini. Semoga aja gak
basi T^T
Salam dari gue, anak kosan yang lagi
kelaparan.
BYE!!
0 comments