Note for Nothing #4

by - Juli 10, 2014

Ps: Kayaknya gue sudah menetapkan Note for Nothing sebagai judul kalau mau curhat deh ahaha


Hhhh....
Maaf. Lagi-lagi gue membuka artikel dengan keluhan. Belakangan ini gue bener-bener lagi merasakan kehampaan lebih dari kegalauan. Iya. Gue sedang mengalami krisis identitas diri. Gue kehilangan diri gue yang biasanya. Gue jarang update blog, gue jarang ngegambar, dan yang paling penting adalah GUE GAK PUNYA FOTO SELFIE TERBARU BUAT GUE POST KE INSTAGRAM (maaf gaje) Wae?? Ottokae?



Setelah gue lulus, gue kehilangan banyak hal. Iya. Banyak hal yang perlahan meninggalkan gue, ahh lebih tepatnya meninggalkan atau gue tinggalkan?. Hal yang paling hilang adalah power gue, spirit gue, interest gue pada dunia gambar menggambar. Berasa banget ilangnya. Gue bahkan sama sekali gak menyentuh sketch book bahkan kertas HVS sekali pun. Mungkin semua itu di latar belakangi sesuatu hal. Haha. Gue bener-bener golongan AB, “semua terjadi karena suatu alasan”.

Oke, kali ini gue emang mau curhat, toh udah lama gak curhat,kan?

Gue kembali mikir saat gue baru naik kelas 12 SMA. Disaat itu gue punya ambisi, keinginan, cita-cita, harapan, dan mimpi sebagai seorang desainer, entah itu desainer pakaian, desainer grafis, arsitek, desainer interior atau apalah itu yang berhubungan gambar menggambar. Mimpi itu gue terus pertahankan sampai gue memilih jurusan saat SNMPTN.

Pernah gak mikir untuk merancang ulang semua mimpi?
Mimpi ku..
Hmm mungkin ada banyak hal penting dan sangat sangat serius yang gue mulai fokuskan sejak resmi tamat dari bangku SMA. Iya. Masa depan bener-bener disajikan di depan mata secara gamblang dan sangat rentan guncangan.

Berkali-kali gagal sempat membuat semangat dan keyakinan akan masa depan yang sudah gue rencanakan mulai hancur. Pesimis, tertekan, depresi, bingung, dan perasaan negatif lainnya menyerang secara bersamaan di titik-titik terlemah di diri gue. Terpuruk. Gue gak pernah nyangka bisa ada di posisi terendah di kehidupan gue pada saat itu.

Sisi lain diri gue mencoba berontak dari keterpurukan yang makin lama makin menyedot gue bagaikan lumpur hisap di rawa (anjir bahasa gue). Gue mencoba bangkit. Gak hanya bangkit, gue juga mencoba mencari cahaya baru, jalan baru, mimpi baru, dan semangat baru.

Gue kembali mengorek alasan, umm sedikit alasan dari ke-tidak-diterimanya gue dalam seleksi SNMPTN. Satu alasan yang kuat adalah “gue yang tidak tau diri”. Gue sadar, saat itu gue bener-bener gak tau diri. Gue milih jurusan tanpa pikir panjang, tanpa pikir kemampuan gue, tanpa mempertimbangkan hal lain yang lebih realitas.

Dulu gue benci banget sama realitas. Gue percaya keberuntungan, tapi ahhh milih lucky draw pas main cookie run aja gak pernah beruntung haha. Disaat itu gue mengerti. Mimpi itu boleh, asal masuk realitas dan kemampuan. Maksud gue ada mimpi yang gak realitas walaupun ada kalimat “gak ada yang gak mungkin di dunia ini”. Coba lo cari contohnya sendiri: mimpi yang gak realitas.

Gue merancang mimpi baru, cita-cita baru yang ya bisa dibilang bertolak belakang dengan rencana gue dulu. Lo tau... kegagalan mungkin akan memberi lebih banyak pengalaman. Haha.

Dengan gak dapetnya gue lewat jalur undangan, gue jadi ikut SBMPTN dan gue jadi belajar banyak banget materi yang gue rasa gak banyak yang nyangkut. Hhh –“. Selain itu gue juga ikut ujian mandiri kesana-sini, bahkan gue jadi ikut test seleksi kedinasan. Gue, yang awalnya anti banget sama sekolah kedinasan, seketika berubah total. Inilah yang dinamakan, “Bisa jadi sesuatu yang kamu benci adalah yang terbaik untukmu”. Dan dengan segala macam test itu gue jadi bisa ngasih saran dan motivasi buat adek-adek kelas yang baru aja naik kelas 12. IT’S SO AMAZING.

Gue ikut segala macam test dengan segala macem jurusan yang berbeda. Test disini gue milih ini, test disitu gue milih itu, test diono gue milih ono. Meskipun keliatannya gak konsisten (kenyataannya sih emang iya), gue hanya mencoba mengetuk segala macam pintu yang di sediain di deket gue karena ada quotes yang bilang, “Gak semua pintu yang tertutup itu terkunci”. Bisa jadi itu jalan kita hanya saja masih samar-samar, kan? Yang penting jalanin pakai hati aja.

Insyaallah gue udah punya tujuan hidup baru, cita-cita baru. Perlahan gue coba merealisasikannya. Hhhh... gue mulai gak tenang sama mimpi-mimpi ini. Iya. Semuanya mulai bergentayangan minta di realisasiin. Gue berusaha sebisa mungkin ya walaupun emang udah gaya gue yang terlalu woles nanggepin segala macam hal. -_-)

Lain hal lagi.
Walaupun gue katakan gue kehilangan jati diri gue yang lama, tapi nampaknya gue kembali menemukan jati diri lama gue yaitu NAKSIR KPOP SETENGAH MATI. Ahh gue baru sadar, selama kelas 12 gue gak mikirin Korea-kore-an tapi karena gue lagi gak terlalu banyak kerjaan, akhirnya jati diri lama itu muncul lagi, dan mungkin overload.

Imbas dari balik jadi kpopers itu besar banget terutama buat batere laptop dan kuota internet. Haha. Mungkin rada gila, tapi laptop bisa gak mati selama 24 jam saat ini dan internet gue bisa nge-drop gegara gak berenti download video. Feel so sorry.

Tapi...
Dari semua itu, gue menemukan benefit yang sangat positif. Gue udah lama gak liat video-video kpop sehingga gue buntu dalam bikin ide fiction. Alhasil setelah gue nonton beberapa video, alhamdulillah ide gue meluap dan gue bahagia karenanya.

Ahhh gue cinta banget masa-masa suka Korea, karena disaat seperti ini gue jadi gak terlalu peduli sama kehidupan nyata. #Uhuuk maksud gue, gue jadi gak terlalu sering galau mikirin seseorang sesuatu.

Gue kembali jatuh cinta #aseeek. Kali ini langsung sama beberapa cowok dan lagi-lagi masih kisaran yang punya line 1993 atau 1994. Ahhh tapi yang paling mencuri hati itu namanya Mark. ADUH TUHAAAAAAAN!!! KENAPA GUE TELAT BANGET NAKSIR SAMA COWOK INI SIIIIIH. DIA TIPE PACAR IDAMAN BANGET DEH AH HAHAHA. Kece parah!!

Oke sekian curhat kali ini
-endingnya gak jelas maaf ya.
BONUS FOTO MARK. MY NEW LOVAAAA <3
I LOVE YOU LAAA~ HAHA

You May Also Like

0 comments