Note for Nothing #4
Ps: Kayaknya gue sudah menetapkan Note for Nothing sebagai judul kalau mau curhat deh ahaha
Hhhh....
Maaf.
Lagi-lagi gue membuka artikel dengan keluhan. Belakangan ini gue bener-bener
lagi merasakan kehampaan lebih dari kegalauan. Iya. Gue sedang mengalami krisis
identitas diri. Gue kehilangan diri gue yang biasanya. Gue jarang update blog,
gue jarang ngegambar, dan yang paling penting adalah GUE GAK PUNYA FOTO SELFIE
TERBARU BUAT GUE POST KE INSTAGRAM (maaf gaje) Wae?? Ottokae?
Setelah
gue lulus, gue kehilangan banyak hal. Iya. Banyak hal yang perlahan
meninggalkan gue, ahh lebih tepatnya meninggalkan atau gue tinggalkan?. Hal yang
paling hilang adalah power gue, spirit gue, interest gue pada dunia gambar menggambar. Berasa banget ilangnya. Gue
bahkan sama sekali gak menyentuh sketch
book bahkan kertas HVS sekali
pun. Mungkin semua itu di latar belakangi sesuatu hal. Haha. Gue bener-bener
golongan AB, “semua terjadi karena suatu alasan”.
Oke, kali ini gue emang mau curhat, toh udah
lama gak curhat,kan?
Gue
kembali mikir saat gue baru naik kelas 12 SMA. Disaat itu gue punya ambisi,
keinginan, cita-cita, harapan, dan mimpi sebagai seorang desainer, entah itu
desainer pakaian, desainer grafis, arsitek, desainer interior atau apalah itu
yang berhubungan gambar menggambar. Mimpi itu gue terus pertahankan sampai gue
memilih jurusan saat SNMPTN.
Pernah
gak mikir untuk merancang ulang semua mimpi?
Mimpi
ku..
Hmm
mungkin ada banyak hal penting dan sangat sangat serius yang gue mulai fokuskan
sejak resmi tamat dari bangku SMA. Iya. Masa depan bener-bener disajikan di
depan mata secara gamblang dan sangat rentan guncangan.
Berkali-kali
gagal sempat membuat semangat dan keyakinan akan masa depan yang sudah gue
rencanakan mulai hancur. Pesimis, tertekan, depresi, bingung, dan perasaan
negatif lainnya menyerang secara bersamaan di titik-titik terlemah di diri gue.
Terpuruk. Gue gak pernah nyangka bisa ada di posisi terendah di kehidupan gue
pada saat itu.
Sisi
lain diri gue mencoba berontak dari keterpurukan yang makin lama makin menyedot
gue bagaikan lumpur hisap di rawa (anjir bahasa gue). Gue mencoba bangkit. Gak hanya
bangkit, gue juga mencoba mencari cahaya baru, jalan baru, mimpi baru, dan
semangat baru.
Gue
kembali mengorek alasan, umm sedikit alasan dari ke-tidak-diterimanya gue dalam
seleksi SNMPTN. Satu alasan yang kuat adalah “gue yang tidak tau diri”. Gue sadar,
saat itu gue bener-bener gak tau diri. Gue milih jurusan tanpa pikir panjang,
tanpa pikir kemampuan gue, tanpa mempertimbangkan hal lain yang lebih realitas.
Dulu
gue benci banget sama realitas. Gue percaya keberuntungan, tapi ahhh milih lucky draw pas main cookie run aja gak pernah beruntung haha. Disaat itu gue mengerti.
Mimpi itu boleh, asal masuk realitas dan kemampuan. Maksud gue ada mimpi yang
gak realitas walaupun ada kalimat “gak ada yang gak mungkin di dunia ini”. Coba
lo cari contohnya sendiri: mimpi yang gak realitas.
Gue
merancang mimpi baru, cita-cita baru yang ya bisa dibilang bertolak belakang
dengan rencana gue dulu. Lo tau... kegagalan mungkin akan memberi lebih banyak
pengalaman. Haha.
Dengan
gak dapetnya gue lewat jalur undangan, gue jadi ikut SBMPTN dan gue jadi
belajar banyak banget materi yang gue rasa gak banyak yang nyangkut. Hhh –“. Selain
itu gue juga ikut ujian mandiri kesana-sini, bahkan gue jadi ikut test seleksi
kedinasan. Gue, yang awalnya anti banget sama sekolah kedinasan, seketika
berubah total. Inilah yang dinamakan, “Bisa jadi sesuatu yang kamu benci adalah
yang terbaik untukmu”. Dan dengan segala macam test itu gue jadi bisa ngasih
saran dan motivasi buat adek-adek kelas yang baru aja naik kelas 12. IT’S SO
AMAZING.
Gue
ikut segala macam test dengan segala macem jurusan yang berbeda. Test disini
gue milih ini, test disitu gue milih itu, test diono gue milih ono. Meskipun keliatannya
gak konsisten (kenyataannya sih emang iya), gue hanya mencoba mengetuk segala
macam pintu yang di sediain di deket gue karena ada quotes yang bilang, “Gak
semua pintu yang tertutup itu terkunci”. Bisa jadi itu jalan kita hanya saja
masih samar-samar, kan? Yang penting jalanin pakai hati aja.
Insyaallah
gue udah punya tujuan hidup baru, cita-cita baru. Perlahan gue coba
merealisasikannya. Hhhh... gue mulai gak tenang sama mimpi-mimpi ini. Iya. Semuanya
mulai bergentayangan minta di realisasiin. Gue berusaha sebisa mungkin ya
walaupun emang udah gaya gue yang terlalu woles nanggepin segala macam hal.
-_-)
Lain
hal lagi.
Walaupun
gue katakan gue kehilangan jati diri gue yang lama, tapi nampaknya gue kembali
menemukan jati diri lama gue yaitu NAKSIR KPOP SETENGAH MATI. Ahh gue baru
sadar, selama kelas 12 gue gak mikirin Korea-kore-an tapi karena gue lagi gak
terlalu banyak kerjaan, akhirnya jati diri lama itu muncul lagi, dan mungkin overload.
Imbas
dari balik jadi kpopers itu besar banget terutama buat batere laptop dan kuota
internet. Haha. Mungkin rada gila, tapi laptop bisa gak mati selama 24 jam saat
ini dan internet gue bisa nge-drop
gegara gak berenti download video. Feel so
sorry.
Tapi...
Dari
semua itu, gue menemukan benefit yang
sangat positif. Gue udah lama gak liat video-video kpop sehingga gue buntu
dalam bikin ide fiction. Alhasil setelah
gue nonton beberapa video, alhamdulillah ide gue meluap dan gue bahagia
karenanya.
Ahhh
gue cinta banget masa-masa suka Korea, karena disaat seperti ini gue jadi gak
terlalu peduli sama kehidupan nyata. #Uhuuk maksud gue, gue jadi gak terlalu
sering galau mikirin seseorang sesuatu.
Gue
kembali jatuh cinta #aseeek. Kali ini langsung sama beberapa cowok dan
lagi-lagi masih kisaran yang punya line 1993 atau 1994. Ahhh tapi yang paling
mencuri hati itu namanya Mark. ADUH TUHAAAAAAAN!!! KENAPA GUE TELAT BANGET
NAKSIR SAMA COWOK INI SIIIIIH. DIA TIPE PACAR IDAMAN BANGET DEH AH HAHAHA. Kece
parah!!
Oke
sekian curhat kali ini
-endingnya
gak jelas maaf ya.
BONUS FOTO MARK. MY NEW LOVAAAA <3
I LOVE YOU LAAA~ HAHA
0 comments