[SHORT FICTION] Kenyataannya...?

by - Agustus 05, 2014

Kenyataannya



Hello Mellow Yellow Fellow!! Welcome to my birthday party!! Oh, apa harus ku katakan sebagai My Sweet 17th Birthday Party~? Terimakasih atas senyum kalian. Aku berharap kalian menyukainya.

Silahkan masuk, jangan sungkan begitu. Hmm maafkan aku karena ini bukanlah pesta yang luar biasa meriah seperti pesta-pesta yang lain. Iya. Tak ada kue ulang tahun yang menjulang di atas meja ataupun banner bertuliskan namaku dengan ucapan "Happy 17th Years" sebagai latar belakang foto untuk kenangan kalian. Aku harap kalian tidak kecewa.

Aku berterima kasih untuk kejutan kalian kemarin. Sungguh di luar dugaan bagiku mendapat kejutan seperti itu. Aku sangat tersanjung.

Jadi.....
Apa yang harus kita lakukan sekarang? Hmm ini kali pertama aku mengadakan pesta ulang tahun. Hhhh, aku tak punya ide sama sekali. Tak ada susunan acara maupun guest star pengisi acara.

Apa aku mengecewakan kalian?
Apa?
Tidak?
Ahh aku sangat berterima kasih sekali.

Aku membeli buku panduan pesta seperti yang Spongebob lakukan, ingat? Haha.
Oke kalau begitu, Mari kita mulai pestanya.

Panduan nomor 1) Menyanyikan lagu ulang tahun

Haha, kenapa ke kanak-kanakan sekali? Tapi tak apa, mari nyanyikan.
"Selamat ulang tahun kami ucapkan. Selamat panjang umur kita kan do'a kan. Selamat sejahtera sehat sentosa. Selamat panjang umur dan bahagia"

Yeaaaay terimakasih...terimakasih. Mari tepuk tangan untuk kita semua. Maafkan suara ku yang kurang merdu tadi. Haha. Menyanyi bukanlah kepandaian utama ku.

Panduan nomor 2) Meniup lilin

Dimana korek api ku?
Ahhh disana rupannya.
Upsss, terimakasih sudah bersedia menyalakan lilin untukku. Kau baik sekali.

Aha! Aku punya ide.
Apa lebih baik lampu ini di matikan terlebih dahulu? Supaya terkesan lebih keren ?
Wah... Terimakasih sudah repot-repot mematikan lampu. Maaf, aku tidak sempat mengucapkan "tolong" terlebih dahulu.

Ruangan ini jadi terlihat cukup mencekam ya padahal ini kan pesta ulang tahun? Hanya ada penerangan lilin seperti ini. Apa ada yang takut gelap? Haha, aku juga takut gelap. Ahh mari dipercepat agar lampu bisa segera di nyalakan.

Sepertinya lebih baik sebelum aku meniup lilin ini, aku mengucapkan do'a dan keinginan ku. Benar bukan?

Oke, aku selesai. Mari tiup lilin nya. Satu, dua... Huuuuuufffff
Waaaa....ruangan jadi gelap total. Cepat...cepat...tekan saklarnya.
Astaga, aku hampir saja mati ketakutan. Ahh, aku memang takut sekali gelap. Lihat, aku langsung merinding dan keluar keringat dingin. Haha.

Panduan nomor 3) Memotong Kue

Akhirnya kue ini akan di potong juga. Apa kalian sudah menunggunya sedari tadi? Hahaha, iya iya aku tau, pasti kalian sudah sangat lapar ya?

Haruskah kita bernyanyi? Oke..oke.. Tolong iringi aku sambil bernyanyi.
"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga. Sekarang...juu..gaaa. Sekaraaaang juuu...gaa"

Terimakasih untuk tepuk tangannya. Hmm potongan pertama ini untuk siapa ya? Aku tak punya ide.
Apa?
Untuk orang yang paling berarti bagiku?
Hmmm.. Kalau begitu, aku berikan ini untuk mu. Iya. Untukmu. Aku bersungguh.
Ahh, tak perlu malu seperti itu. Kamu sangat berarti bagiku. Sangat berarti.

Oke, untuk kalian, silahkan diambil kuenya. Potong sendiri juga tak apa. Makanlah sepuasnya. Di meja sebelah sana juga sudah ku siapkan beberapa snack, kue manis, dan minuman dingin. Apa kalian juga ingin berdansa? Perlukah ku nyalakan pemutar musik ini?

Tunggu...tunggu...
Ahh ternyata masih ada panduan terakhir.

Panduan nomor 4) Bercerita

Astaga, bercerita? Aku tak pandai bercerita. Aduh, aku jadi bingung apa yang harus ku ceritakan ya? Hmmm... Kalian jangan memandangiku seperti berharap suatu cerita yang sangat menakjubkan akan keluar dari mulutku. Aku jadi sangat grogi. Maaf.

Apa?
Menceritakan kejadian kemarin? Ahh maksudmu surprise itu?
Itu ide yang bagus sekali. Kenapa ide sederhana itu tak terpikirkan oleh ku. By the way, terimakasih idenya.

Baik. Aku akan mulai bercerita.
Hahaha, kemarin itu sungguh lucu sekali. Aku ingat betul kejadiannya. Iya. Aku pulang sekolah sudah malam. Ya walaupun tidak larut, tapi langit sudah gelap. Aku sedikit kesal karena selama aku di kelas tak ada yang mengucapkan "selamat ulang tahun" padaku. Aku rasa memang tak ada yang ingat karena itu memang tak penting ketimbang PR Fisika dua bab yang harus dikumpulkan hari itu.

Aku berjalan ke kost-an ku. Tolong jangan tanya mengapa ketika SMA aku sudah tidak tinggal dengan keluargaku karena itu bukan hal yang ingin ku ceritakan sekarang. Kenapa jadi ribut? Haha, oke..oke..lain kali aku akan menceritakannya.

Mari aku lanjutkan.
Aku berjalan cukup cepat karena aku takut gelap. Aku selalu membayangkan hal-hal aneh ketika berada dalam gelap, seperti selalu ada sosok misterius yang mengikutiku dalam gelap. Entahlah, mengikuti atau menemani.

Aku sampai di kost-an dan ketika aku membuka pintu, sungguh aku terkejut karena ruanganku gelap. Aku tak pernah mematikan lampu maka aku sangat terkejut. Aku meraba dinding untuk mencari tombol lampu dan ketika aku menemukannya, secepat mungkin aku tekan.

"SURPRISE!!!!!!!"
Aku terkejut sekali dengan teriakan surprise yang ku teriakan sendiri ditambah lagi ledakan convety berisikan potongan kertas crap mengkilat yang jatuh bak hujan gerimis yang indah. Syukurlah, timer yang ku pasang sebelumnya sangat pas dengan kedatanganku sekarang. Aku terkejut, sangat senang dan juga puas. Aku menatap lurus banner bertuliskan "Happy 17th Year" di dinding yang tertempel rapih. Haha. Tanpa ku sadari aku mulai tersenyum. Aku jadi ingat seberapa sulitnya memasang banner itu seorang diri.

Aku melangkah ke ruang tengah. Disana puluhan balon dan lilin beraroma terapi yang menenangkan menghiasi lantai. Sungguh romantis sekali kejutan ini. Beberapa balon kulihat sudah mulai kempis karena aku meniupnya sudah dari kemarin malam dan beberapa lilin juga nampaknya sudah kehabisan sumbu mereka. Lelehannya menyebar ke mana-mana. Sangat abstrak tapi indah. Lagi-lagi aku tersenyum.

Tepat ditengah tebaran balon terdapat sebuah meja kecil, ahhhh tak ku sangka sudah tersedia kue ulang tahun disana. Kue yang kecil, yang hanya cocok di makan seorang diri. Iya. Kue satu-satunya untuk diriku dari diriku. Setelah mengucapkan do'a, aku langsung memakan perlahan kue itu, merasakan lembutnya krim dan manisnya coklat yang sedikit sudah meleleh itu. Aku lupa untuk membeli lilin saat aku membeli kue ini, tapi tak apalah itu tak terlalu penting, bukan?

Setelah melahap kue ulang tahun itu, aku melihat sebuah kotak yang tidak terlalu kecil namun juga tidak terlalu besar di sebelah sofa. Kotak itu berbalut kertas dengan corak lucu, apakah itu....... Ahhh itu kado!! Iya. Kado ulang tahun.

Aku mendekat ke kotak itu. Lucu sekali. Bentuknya kotak berwarna ungu bergaris putih dililit oleh pita pink besar. Aku berterima kasih sekali karena pegawai toko kado itu benar-benar membungkus kotak ini secantik yang ku minta. Aku saja lupa bagaimana Ia bisa membuat riasan ini.

Perlahan aku membuka ikatan pita itu. Sedih rasanya karena itu terlalu indah untuk di hancurkan. Aku lagi-lagi tersenyum. Aku bahagia mendapatkannya. Satu-satunya kado untuk diriku dari diriku.

Oke, ceritaku selesai.
Bagaimana? Seru tidak?
Ahhhh... Aku lagi-lagi berterima kasih untuk surprise itu kepada diriku. Kau sungguh bekerja keras untuk melakukannya.

Hahaha.. Aduh, maaf aku terlalu lepas tertawa. Upsss, apa aku terlalu lama bercerita? Lihatlah, piring kue sudah habis semua, minuman pun begitu. Wah..jam juga sudah larut rupanya.

Kenapa berbisik?
Iya, aku tau, besok ada tugas biologi kan?
Apa kalian mau pulang sekarang?
Oke, baiklah kalau begitu. Aku juga sudah lelah. Maaf tak ada bingkisan yang bisa kalian bawa pulang. Hmmm sampaikan salamku kepada keluarga kalian.

Ahh iya, karena hari sudah malam, hati-hati lah di jalan. Sekali lagi terima kasih sudah mau datang yaa ke pesta ulang tahun pertama untukku dari diriku. Aku harap tahun depan, kau bersedia datang lagi. Aku akan menyiapkan pesta lebih meriah daripada tahun ini dan aku akan memberikan potongan kue pertamaku bagimu lagi. 
Aku berjanji padamu karena Aku sangat mencintaimu........ diriku yang manis.
Sampai jumpa tahun depan!

END
note: apakah kalian mengerti alur cerita ini? haha. Aku berharap aku tak segila dia. thx
if you want to share this, don't forget to tell the source. please don't copy-paste or plagiarisme(?)
-KakSulli ^^

You May Also Like

0 comments