Dari : Nu
Untuk : Rul
Hai, Rul.
Tampaknya gak perlu tanya kabar buat tau kondisi kamu saat ini.
Sudah cukup menggambarkan semuanya, hanya dengan membaca raut wajahmu.
Hm...
Aku tau, keinginan itu muncul lagi, kan?
Keinginan untuk kembali bertemu dengan
dia?
Berada di satu tempat yang sama... dengan jarak pandang yang sangat
dekat....
Tapi..
Ingat, hati mu juga punya hak. Hak untuk merasa tenang, bukan
justru mencari gusar.
Mata mu juga punya hak. Hak untuk tak menatap atau merekam
hal-hal yang justru membuat hatimu terluka.
Ingatan mu pun punya hak. Hak untuk
tidak tenggelam dalam kenangan yang tak berkesudahan.
Sudahlah, cukup ya.
Mau
gimana pun, bertemu dengannya akan menjadi momen yang tidak pas.
Tidak akan
membawa ketenangan.
Tidak akan menciptakan apa-apa kecuali hati yang makin
gusar, gelisah, dan galau.
Kamu tau kan batasan pertemuan antara yang bukan
mahram?!!
Sudahlah, Rul.
Ingat, berikan hati mu haknya untuk merasa tenang. Ya?
Bismillah.
Aku tau kamu kuat.
Jika ini tentang melepaskan perasaan yang kamu
katakan berat ini kepada Yang Maha Menggenggam Hati, maka tak kan ada
penyesalan, penyesalan karena berbuat sesuatu yang justru melukai ketulusan
perasaan itu.
Melepaskannya kepada Allah adalah sebaik-baiknya obat dalam hal
ini.
Biarkan ya, Rul.
Biarkan seperti dulu saja.
Kalian berjarak kembali.
Tetap
pada posisinya masing-masing.
Tak melewati batas.
Bukankah dulu kamu rasa sudah
cukup bahkan dengan jarak sejauh itu?
Apalagi sekarang.
Harusnya lebih dari
cukup.
Cukup, ya Rul.
May Allah, give you a peaceful heart.
Aamiin.
0 comments