Menuju Ujian Praktek
ekspresi gue saat ini |
Menuju ujian praktek, gue kelabakan. Gue coba
ngobrak-abrik loker buku gue buat nyari aneka ragam laporan yang dulu gue
bikin. Tapi yaa gitulah. Karena dulu gue gak pedulian ama mereka, so sekarang
mereka gak peduli sama gue dan menghilang semua. Kebiasaan. Gue pun di omelin
sama laporan.
Null : "permisi"
Laporan : "ngapain lo?"
Null : "gue.. butuh lo"
Laporan : "giliran perlu aja, gue baru
dicari"
Null : "yaa, maap"
Laporan : "kemaren-kemaren kemana aja lu? Gue
diabaikan"
Null : (hening)
Laporan : (menghilang)
Null : (berteriak memanggil laporan dengan
teriakan khas film Indosiar)
Gue akui, inilah buruknya. Gue gak pernah
bagus dalam pengarsip-an. Gue bukan tipe yang gampang ngebuang barang sih, tapi
kalo yang berhubungan sama soal latihan, lembar ulangan, laporan praktek,
bahhhh jangan harap terarsip rapih. Jangan oh jangaaann.
Kenapa sih manusia kayak gitu. Pasti mencari
apa yang dia butuhkan. Kalo gak butuh ya gak usah dicari. Kenapa ya? Jadi sekarang gue harus apa? (T_T)
Disisi lain, ujian praktek gak hanya
menuntut lo untuk hapal (setidaknya nalar) ama berbagai jenis teori supaya
selamat dalam mengerjakan laporan, tapi juga ada beberapa ujian praktek yang
menuntut lo untuk menghapal segala macem percakapan, dari mulai dialog bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, ampe hapalan agama.
Tuhaan selamatkan
hamba mu ini Tuhaaan.
0 comments