Menuju Ujian Praktek

by - Februari 21, 2014

ekspresi gue saat ini

Menuju ujian praktek, gue kelabakan. Gue coba ngobrak-abrik loker buku gue buat nyari aneka ragam laporan yang dulu gue bikin. Tapi yaa gitulah. Karena dulu gue gak pedulian ama mereka, so sekarang mereka gak peduli sama gue dan menghilang semua. Kebiasaan. Gue pun di omelin sama laporan.

Null : "permisi"
Laporan : "ngapain lo?"
Null : "gue.. butuh lo"
Laporan : "giliran perlu aja, gue baru dicari"
Null : "yaa, maap"
Laporan : "kemaren-kemaren kemana aja lu? Gue diabaikan"
Null : (hening)
Laporan : (menghilang)
Null : (berteriak memanggil laporan dengan teriakan khas film Indosiar)

Gue akui, inilah buruknya. Gue gak pernah bagus dalam pengarsip-an. Gue bukan tipe yang gampang ngebuang barang sih, tapi kalo yang berhubungan sama soal latihan, lembar ulangan, laporan praktek, bahhhh jangan harap terarsip rapih. Jangan oh jangaaann.

Kenapa sih manusia kayak gitu. Pasti mencari apa yang dia butuhkan. Kalo gak butuh ya gak usah dicari. Kenapa ya? Jadi sekarang gue harus apa? (T_T)

Disisi lain, ujian praktek gak hanya menuntut lo untuk hapal (setidaknya nalar) ama berbagai jenis teori supaya selamat dalam mengerjakan laporan, tapi juga ada beberapa ujian praktek yang menuntut lo untuk menghapal segala macem percakapan, dari mulai dialog bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, ampe hapalan agama. 

Tuhaan selamatkan hamba mu ini Tuhaaan.

You May Also Like

0 comments